Hai hai...
Mau bagi artikel. Ini dulu pernah jadi tugas sekolah, tapi lupa ngambil dari mana sumbernya -_- gomen..
judulnya tentang Perubahan Sosial Budaya, dulu sebagai tugas Sosiologi kelas 9 smp.
Semoga bermanfaat^^
Perubahan
Sosial Budaya
Perubahan Sosial Budaya adalah
sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam masyarakat.
Perubahan itu sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin
mengadakan perubahaan.
- Pengertian
Perubahan Sosial yang dikemukakan Para ahli Sosiologi
Ø Gillin dan Gillin menyatakan bahwa perubahan
sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik
karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan, dinamika dan komposisi
penduduk, ideologi, ataupun karena adanya penemuan-penemuan baru di dalam
masyarakat.
Ø Samuel Koenig menjelaskan bahwa perubahan
sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola
kehidupan manusia.
Ø Selo Soemardjan menjelaskan bahwa
perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di
dalam suatu masyarakat yang memengaruhi istem sosialnya, termasuk di
dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok
dalam masyarakat.
Ø Max Iver mengemukakan bahwa perubahan social
berarti perubahan dalam hubungan social atau sebaliknya perubahan terhadap
keseimbangan terhadap hubungan social (dalam buku a text book of sociology) .
Berdasarkan
uraian diatas dapat disimpulkan perubahan sosial adalah perubahan unsur-unsur
atau struktur sosial dan perilaku manusia dalam masyarakat dari keadaan
tertentu ke keadaan yang lain.Unsur unsur social dalam masyarakat yang
mengalami perubahan antara lain: nilai nilai social, norma norma social, pola
pola perilaku, organisasi, susunan lembaga lembaga kemasyarakatan, lapisan
lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi social, serta
hubungan social.
Perubahan
Kebudayaan adalah suatu keadaan dimana terjadi ketidaksesuaian diantara
unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan yang tidak
serasi fungsinya bagi kehidupan. Unsur-unsur
kebudayaan ini dikenal sebagai 7 unsur yang universal yaitu:
a. System peralatan hidup dan
teknologi
Peralatan
hidup manusia ini terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Sebagai contoh
bentuk pakaian orangzaman dahulu dengan zaman sekarang sangat berbeda.
b.
Bahasa
Bahasa
meliputi bahasa lisan dan bahasa tulis. Pada zaman dahulu ketika orang belum
mengenal tulisan komunikasi berlangsung secara lisan, namun setelah mengenal
tulisan orang menyampaikan dengan bahasa tulis.
c.
Sistem pengetahuan
Pengetahuan
yang dimiliki masyarakat sangat terkait dengan pengalaman hidup yang dilalui
oleh masyarakat tersebut. Dari pengalaman itulah munculah pengetahuan bercocok
tanam, alam semesta dan lain lain.
d.
Sistem kemasyarakatan
Sistem
kemasyarakatan meliputi system perkawinan dan sebagainya.
e.
Sistem Ekonomi dan Sistem Pencaharian
f.
Sistem religi
g.
Kesenian
Perbedaan dan hubungan perubahan sosial
budaya
Perbedaan
perubahan social dan budaya memiliki hubungan atau keterikatan yang erat, namun
keduanya juga memiliki perbedaan. Hal ini dapat dilihat dari arahnya yaitu :
- Perubahan
sosial merupakan perubahan dari segi struktur dan hubungan social,
sedangkan perubahan budaya merupakan dalam segi budaya masyarakat
- Perubahan
social terjadi dalam segi distribusi kelompok umum, jenjang pendidikan,
dan tingkat kelahiran penduduk sedangkan perubahan budaya meliputi
penemuan dan penyebaran masyarakat, perubahan konsep nilai susila dan
moralitas, bentuk seni baru, serta kesetaraan gender.
Suatu
perubahan dikatakan sebagai perubahan social budaya apabila memiliki
karakteristik sebagai berikut:
a.
Tidak ada masyarakat yang perkembangannya berhenti karena setiap masyarakat
mengalami perubahan secara cepat ataupun lambat
b.
Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan akan diikuti perubahan pada
lembaga social yang ada
c.
Perubahan yang cepat biasanya akan mengakibatkan kekacauan sementara karena
orang akan berusaha untuk menyesuaikan diri yang terjadi
d.
Perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau spiritual saja karena
keduanya saling berkaitan
Ciri
perubahan social menurut Moore:
a.
Bagi masyarakat atau kebudayaan manapun perubahan dapat berlangsung secara
cepat atau secara lambat
b.
Perubahan tidak bersifat sementara maupun terpisah karena terjadi dalam
rangkaian yang tidak terputus
c.
Perubahan social memiliki dampak ganda
d.
Isu isu dan inovasi memengaruhi terjadinya perubahan social
e.
Perubahan social memiliki akibat suatu pengalaman individu yang luas
Teori – Teori Tentang Perubahan
Sosial
1. Teori Evolusi ( Evolution Theory ).
Teori ini pada dasarnya berpijak
pada perubahan yang memerlukan proses yang cukup panjang. Dalam proses
tersebut, terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui untuk mencapai perubahan
yang diinginkan. Ada bermacam-macam teori tentang evolusi.
a. Unilinear
Theories of Evolution
Teori ini berpendapat bahwa manusia
dan masyarakat termasuk kebudayaannya akan mengalami perkembangan sesuai dengan
tahapan-tahapan tertentu dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks dan
akhirnya sempurna. Pelopor teori ini antara lain Auguste Comte dan Herbert
Spencer.
b. Universal
Theories of Evolution
Teori ini menyatakan bahwa
perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap.
Kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi tertentu. Menurut
Herbert Spencer, prinsip teori ini adalah bahwa masyarakat merupakan hasil
perkembangan dari kelompok homogen menjadi kelompok yang heterogen.
c. Multilined
Theories of Evolution
Teori ini lebih menekankan pada
penelitian terhadap tahaptahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat.
Misalnya mengadakan penelitian tentang perubahan sistem mata pencaharian dari
sistem berburu ke sistem pertanian menetap dengan menggunakan pemupukan dan
pengairan.
2. Teori Konflik ( Conflict Theory )
Menurut pandangan teori ini, pertentangan atau konflik bermula dari pertikaian
kelas antara kelompok yang menguasai modal atau pemerintahan dengan kelompok
yang tertindas secara materiil, sehingga akan mengarah pada perubahan sosial.
Teori ini memiliki prinsip bahwa konflik sosial dan perubahan sosial selalu
melekat pada struktur masyarakat .
Teori ini menilai bahwa sesuatu yang
konstan atau tetap adalah konflik sosial, bukan perubahan sosial. Karena
perubahan hanyalah merupakan akibat dari adanya konflik tersebut. Karena
konflik berlangsung terus-menerus, maka perubahan juga akan mengikutinya. Dua
tokoh yang pemikirannya menjadi pedoman dalam Teori Konflik ini adalah Karl
Marx dan Ralf Dahrendorf.
Secara lebih rinci, pandangan Teori Konflik lebih
menitikberatkan pada hal berikut ini.
a)
Setiap masyarakat terus-menerus berubah.
b)
Setiap komponen masyarakat biasanya
menunjang perubahan masyarakat.
c)
Setiap masyarakat biasanya berada
dalam ketegangan dan konflik.
d)
Kestabilan sosial akan tergantung
pada tekanan terhadap golongan yang satu oleh golongan yang lainnya.
3. Teori Fungsionalis ( Functionalist Theory )
Konsep yang berkembang dari teori
ini adalah cultural lag (kesenjangan budaya). Konsep ini
mendukung Teori Fungsionalis untuk menjelaskan bahwa perubahan sosial tidak
lepas dari hubungan antara unsur-unsur kebudayaan dalam masyarakat. Menurut
teori ini, beberapa unsur kebudayaan bisa saja berubah dengan sangat cepat
sementara unsur yang lainnya tidak dapat mengikuti kecepatan perubahan unsur
tersebut. Maka, yang terjadi adalah ketertinggalan unsur yang berubah secara
perlahan tersebut. Ketertinggalan ini menyebabkan kesenjangan sosial atau cultural
lag .
Secara lebih ringkas, pandangan
Teori Fungsionalis adalah sebagai berikut:
a)
Setiap masyarakat relatif bersifat
stabil.
b)
Setiap komponen masyarakat biasanya
menunjang kestabilan masyarakat.
c)
Setiap masyarakat biasanya relatif
terintegrasi.
d)
Kestabilan sosial sangat tergantung
pada kesepakatan bersama (konsensus) di kalangan anggota kelompok masyarakat.
4.
Teori Siklis ( Cyclical Theory )
Teori ini mencoba melihat bahwa
suatu perubahan sosial itu tidak dapat dikendalikan sepenuhnya oleh siapapun
dan oleh apapun. Karena dalam setiap masyarakat terdapat perputaran atau siklus
yang harus diikutinya. Menurut teori ini kebangkitan dan kemunduran suatu
kebudayaan atau kehidupan sosial merupakan hal yang wajar dan tidak dapat
dihindari.
Sementara itu, beberapa bentuk Teori
Siklis adalah sebagai berikut.
1)
Teori Oswald Spengler (1880-1936)
Menurut teori ini, pertumbuhan manusia mengalami empat tahapan, yaitu anak-anak,
remaja, dewasa, dan tua. Pentahapan tersebut oleh Spengler digunakan untuk
menjelaskan perkembangan masyarakat, bahwa setiap peradaban besar mengalami
proses kelahiran, pertumbuhan, dan keruntuhan. Proses siklus ini memakan waktu
sekitar seribu tahun.
2)
Teori Pitirim A. Sorokin (1889-1968)
Sorokin berpandangan bahwa semua peradaban besar berada dalam siklus tiga
sistem kebudayaan yang berputar tanpa akhir. Siklus tiga sistem kebudayaan ini
adalah kebudayaan ideasional, idealistis, dan sensasi.
1) Kebudayaan ideasional, yaitu kebudayaan yang didasari oleh nilai-nilai dan
kepercayaan terhadap kekuatan supranatural.
2) Kebudayaan idealistis, yaitu kebudayaan di mana kepercayaan terhadap unsur
adikodrati (supranatural) dan rasionalitas yang berdasarkan fakta bergabung
dalam menciptakan masyarakat ideal.
3) Kebudayaan sensasi, yaitu kebudayaan di mana sensasi merupakan tolok ukur
dari kenyataan dan tujuan hidup.
3)
Teori Arnold Toynbee (1889-1975)
Toynbee menilai bahwa peradaban besar berada dalam siklus kelahiran,
pertumbuhan, keruntuhan, dan akhirnya kematian. Beberapa peradaban besar
menurut Toynbee telah mengalami kepunahan kecuali peradaban Barat, yang dewasa
ini beralih menuju ke tahap kepunahannya
Bentuk-Bentuk
Perubahan Sosial Budaya dan Penyebabnya
1.
Perubahan Lambat dan Perubahan Cepat
Perubahan lambat disebut
juga evolusi. Perubahan tersebut terjadi karena usaha-usaha masyarakat dalam
menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dan
kondisi-kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Contoh
perubahan evolusi adalah perubahan pada struktur masyarakat. Perubahan cepat
disebut juga dengan revolusi, yaitu perubahan sosial mengenai unsur-unsur
kehidupan atau lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat.
Berikut ini beberapa persyaratan yang mendukung terciptanya revolusi. a. Ada
keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan.
b. Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang mampu memimpin masyarakat
tersebut.
c. Harus bisa memanfaatkan momentum untuk melaksanakan revolusi.
d. Harus ada tujuan gerakan yang jelas dan dapat ditunjukkan kepada rakyat.
e. Kemampuan pemimpin dalam menampung, merumuskan, serta menegaskan rasa tidak
puas masyarakat dan keinginan-keinginan yang diharapkan untuk dijadikan program
dan arah gerakan revolusi.
Contoh
perubahan secara revolusi adalah gerakan Revolusi Islam Iran pada tahun
1978-1979 yang berhasil menjatuhkan pemerintahan Syah Mohammad Reza Pahlevi yang
otoriter dan mengubah sistem pemerintahan monarki menjadi sistem Republik Islam
dengan Ayatullah Khomeini sebagai pemimpinnya.
2.
Perubahan Kecil dan Perubahan Besar
Perubahan
kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak
membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat. Contoh
perubahan kecil adalah perubahan mode rambut atau perubahan mode pakaian.
Sebaliknya, perubahan besar adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur
struktur sosial yang membawa pengaruh langsung atau pengaruh berarti bagi
masyarakat. Contoh perubahan besar adalah dampak ledakan penduduk dan dampak
industrialisasi bagi pola kehidupan masyarakat.
3.
Perubahan yang Dikehendaki atau Direncanakan dan Perubahan yang Tidak
Dikehendaki atau Tidak Direncanakan
Perubahan
yang dikehendaki atau yang direncanakan merupakan perubahan yang telah
diperkirakan atau direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak
melakukan perubahan di masyarakat. Pihak-pihak tersebut dinamakan agent of
change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan
masyarakat untuk memimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan yang
bertujuan untuk mengubah suatu sistem sosial. Contoh perubahan yang dikehendaki
adalah pelaksanaan pembangunan atau perubahan tatanan pemerintahan, misalnya
perubahan tata pemerintahan Orde Baru menjadi tata pemerintahan Orde Reformasi.
Perubahan yang tidak dikehendaki atau yang tidak direncanakan merupakan
perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat
menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan.
Contoh
perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan adalah munculnya
berbagai peristiwa kerusuhan menjelang masa peralihan tatanan Orde Lama ke Orde
Baru dan peralihan tatanan Orde Baru ke Orde Reformasi.